Archive

Posts Tagged ‘Yehezkiel’

Bedah Tokoh: Daniel (1)

July 2, 2013 1 comment

danielPembahasan tentang Daniel harus dimulai dari latar belakang pembuangan bangsa Israel ke Babel. Raja Israel yang pertama adalah Saul, yang kedua adalah Daud, yang ketiga adalah Salomo. Masing-masing raja ini memerintah selama 40 tahun. Setelah Salomo, kerajaan Israel terpecah menjadi dua: kerajaan Israel (10 suku) yang lebih dikenal dengan kerajaan Utara (ibukotanya Palestina) dan kerajaan Yehuda (2 suku, yaitu Yehuda dan Benyamin) yang lebih dikenal dengan kerajaan Selatan (ibukotanya Yerusalem).

Setelah pembuangan di Babel, kerajaan Utara terpencar ke berbagai tempat, sedangkan kerajan Selatan kembali lagi di Yerusalem dan menyebut bangsa mereka sebagai bangsa Israel (Ezra 8:2). Dalam II Raja-Raja 18:11, sepuluh suku yang tergabung dalam kerajaan utara dibuang ke Asyur (saat ini lebih dikenal dengan Palestina, Irak). Kerajaan Yehuda dibuang ke Babel pada tahun 686 SM. Mengapa Tuhan ijinkan pembuangan bangsa pilihan-Nya ke Babel? Karena mereka tidak memelihara hari Sabat, sehingga Tuhan akhirnya mengirim Nebukadnezar untuk menawan mereka ke Babel.

Pada masa pembuangan itu, ada seorang yang bernama Daniel. Ia masih muda. Umurnya tidak ditulis secara jelas dalam Alkitab, tapi para ahli menaksir umurnya pada waktu itu sekitar 16-19 tahun. Pada zaman Daniel, juga hidup nabi Yehezkiel, namun Yehezkiel usianya lebih tua daripada Daniel. Nama Daniel pun disebut dalam kitab Yehezkiel (Yehezkiel 14:14, 20; 28:3). Dalam kitab Yehezkiel, Daniel disejajarkan dengan Ayub dan Nuh, orang-orang yang hidup jauh sebelum Daniel. Bagi orang Israel, Ayub dan Nuh adalah orang-orang yang istimewa karena sikap hidup mereka yang saleh. Daniel pun juga memiliki sikap hidup yang demikian, sehingga Yehezkiel mensejajarkan Daniel dengan Nuh dan Ayub.

Bangsa Babel adalah bangsa yang kafir, tidak mau taat kepada Tuhan. Dalam Kejadian 11, dikisahkan mereka hendak membangun menara yang tinggi di Babel, sehingga Tuhan mengacaukan bahasa mereka. Tuhan mengijinkan bangsa ini menawan kerajaan Yehuda dan merampas perkakas-perkakas rumah Allah (Daniel 1:2).

Pembuangan ke Babel ini sebenarnya telah dinubuatkan oleh nabi Yesaya (Yesaya 39:6) dan digenapi pada masa Daniel. Tetapi Tuhan berjanji akan mengembalikan apa yang ditawan Babel ke Yerusalem, dan ini digenapi pada zaman Nehemia.

Kita tahu kisah raja Hizkia yang diperpanjang umurnya oleh Tuhan ketika ia menderita sakit dan divonis akan mati. Kesembuhan Hizkia yang merupakan mujizat Tuhan itu, didengar oleh banyak bangsa. Lalu utusan Babel datang untuk memberi selamat kepadanya. Pada waktu itu, Hizkia memperlihatkan (memamerkan) seluruh kekayaan di istananya. Karena itu, firman Tuhan datang kepadanya lewat nabi Yesaya, “Sesungguhnya, suatu masa akan datang, bahwa segala yang ada dalam istanamu dan yang disimpan oleh nenek moyangmu sampai  hari ini akan diangkut ke Babel. Tidak ada barang yang akan ditinggalkan, demikianlah firman TUHAN. Dan dari keturunanmu yang akan kauperoleh, akan diambil orang untuk menjadi sida-sida di istana raja Babel.“

Pada waktu nubuat itu disampaikan, Hizkia belum mempunyai anak laki-laki. Tapi tiga tahun kemudian, lahirlah Manasye, yang merupakan nenek moyang dari Daniel. Jadi, Daniel adalah keturunan raja. Sida-sida artinya pejabat dalam istana.

Ketika bangsa Yehuda tertawan, Nebukadnezar menyuruh orang-orang muda dari Yerusalem untuk dibawa ke Babel. Ada syaratnya, mereka haruslah orang-orang muda, keturunan raja atau bangsawan, tidak ada cela, perawakan baik (Daniel 1:3-4). Nebukadnezar menginginkan orang-orang yang istimewa, yang extra ordinary, dengan tujuan supaya mereka bekerja pada raja. Betul-betul terjadi yang dinubuatkan oleh Firman Tuhan, Daniel menjadi sida-sida di istana Babel.

daniel2 Raja memberikan santapan dan minuman khusus untuk orang-orang ini (Daniel 1:5-8). Dalam bahasa inggris, santapan ini ditulis dengan kata “delicacies”, artinya santapan yang istimewa, yang tentunya enak-enak. Tetapi Daniel menolak santapan ini, karena itu adalah makanan yang menajiskan dirinya. Allah BERKEMURAHAN kepada Daniel karena Daniel berani berkorban (Daniel 1:9). Seringkali Tuhan lihat seberapa berani kita berkorban untuk menjalankan Firman Tuhan. Daniel pilih sayur, dalam bahasa inggris diartikan sebagai buah-buahan, dalam bahasa aslinya diartikan sebagai tanaman yang berasal dari tanah (biji-bijian).

Tuhan lihat pengorbanan Daniel dan Ia memberkati Daniel dengan hikmat yang lebih daripada orang-orang lain. Kepala pegawai istana yang mengatur santapan mereka, pastilah orang yang tegas. Tetapi ketika Daniel meminta supaya ia makan sayur saja, Tuhan melembutkan hati kepala pegawai itu dan ia menyetujuinya. Mungkin banyak hal yang sudah kita doakan. Bahkan mungkin banyak doa-doa yang sudah kita lupakan. Tetapi Tuhan tahu menjawab doa kita TEPAT pada waktunya. Dan ketika Tuhan menjawab, bahkan mungkin lewat orang-orang yang tidak kita pikirkan, kita pasti akan terpukau oleh apa yang Tuhan buat bagi kita.

Setelah 10 hari Daniel makan sayur-sayuran, ia terbukti lebih sehat dan lebih berhikmat daripada orang-orang lain. Biarlah apa yang kita katakan dan lakukan, semuanya memuliakan Tuhan (I Korintus 10:31).

Daniel dibuang ke Babel bersama-sama dengan teman-temannya, Hanaya, Misael, dan Azarya. Arti nama Daniel: Allah adalah hakimku. Arti nama Hanaya: Allah kemurahan. Arti nama Misael: Siapa yang sama seperti Allah. Arti nama Azarya: Tuhan menolong. Nama-nama mereka semuanya berkaitan dengan Allah.

Ketika mereka dibawa ke Babel, nama mereka dirubah. Daniel menjadi Beltsazar, yang artinya pemelihara kekayaan dewa Belt (dewa utama di Babel). Hanaya diganti menjadi Sadrakh, yang artinya dewa matahari. Misael diganti menjadi Mesakh, yang artinya dewa bumi di Babel. Azarya diganti menjadi Abednego, yang juga merupakan nama dewa di Babel. Nama mereka diganti supaya sifat mereka terpengaruh, menjadi seperti bangsa di Babel. Namun demikian, mereka tidak terpengaruh. Kita tentu sangat kenal dengan kisah Sadrakh, Mesakh, dan Abednego yang dilempar ke dapur perapian. Mereka tetap tidak mau menyembah patung buatan Nebukadnezar walaupun harus dibuang ke dapur api.

Apakah sifat-sifat Allah tetap ada dalam kita? Dunia pasti berusah merubah kita. Sebagai anak Tuhan yang sejati, biarlah kita seperti Daniel, yang memiliki ketetapan hati. Daniel bisa sepuluh kali lebih cerdas daripada orang-orang lain (Daniel 1:18-21). Ini adalah hasil dari ketetapan hati dan pengorbanan Daniel. Kasih karunia Allah yang membuat mereka lebih cerdas daripada orang berilmu dan ahli jampi (yang mendapat kuasa dari kegelapan).

Ayub dan Nuh mendapat ujian pada usia dewasa, namun Daniel sudah diuji sejak masa mudanya. Walaupun begitu, Daniel tetap teguh dan Tuhan membela dia. Kiranya kita pun seperti Daniel, tetap teguh menghadapi ujian dan pergumulan hidup. Yakinlah Allah pembela kita tidak akan tinggal diam ! Tuhan Yesus memberkati !

(Kak Yalin)

All About Holy Spirit

June 14, 2010 5 comments

img_large_watermarked (2)Roh Kudus adalah pribadi Allah sendiri. Ia bukan pengaruh Allah, bukan pula sekedar kuasa yang diberikan untuk orang percaya. Ia adalah oknum Allah sendiri, pribadi Allah yang menyertai kehidupan setiap anak Tuhan, untuk menguatkan, menghibur, menuntun, serta mengingatkan umat-Nya akan jalan kebenaran.

Mungkin ada banyak pertanyaan tentang pribadi Roh Kudus serta peranannya dalam kehidupan orang percaya. Berikut dibahas beberapa hal yang sempat ditanyakan pada ibadah Pemuda Petra beberapa waktu yang lalu. Karena durasi, tidak semua pertanyaan sempat dijawab, namun penjelasan Firman Tuhan yang diterima turut menyingkapkan rahasia-rahasia Firman Tuhan yang belum kita ketahui.

  1. Apakah karunia berbahasa roh yang ditulis dalam I Korintus 12:10 sama dengan tanda baptisan Roh Kudus, yaitu berkata-kata dalam bahasa roh, yang ditulis dalam Kisah Para Rasul 2:4?

    Jawab: Tidak sama. Dalam bahasa aslinya, karunia berbahasa roh dalam I Korintus 12:10 ini disebut KHARISMA, sedangkan berbahasa roh dalam Kisah Para Rasul 2:4 disebut DOREA. DOREA adalah tanda baptisan Roh Kudus yang bisa dan harus dialami oleh semua orang percaya. KHARISMA adalah salah satu karunia roh yang diberikan sebagai karunia, artinya tidak semua orang bisa menerima karunia roh ini. Pemberian karunia roh (KHARISMA) ini sepenuhnya adalah hak Tuhan.

    Kita harus mengalami DOREA dulu, harus dipenuhkan dulu dengan Roh Kudus, sebelum dia bisa menerima KHARISMA. Bahasa roh yang disebut DOREA, diberikan kepada kita untuk menguatkan kita serta menuntun kita untuk terus berjalan dalam jalan Tuhan. DOREA fungsinya untuk diri sendiri, sedangkan KHARISMA diberikan untuk membangun jemaat Tuhan. KHARISMA ada aturannya, dituliskan dalam I Korintus 14:27-28, Jika ada yang berkata-kata dengan bahasa roh, biarlah dua atau sebanyak-banyaknya tiga orang, seorang demi seorang, dan harus ada seorang lain untuk menafsirkannya. Jika tidak ada orang yang dapat menafsirkannya, hendaklah mereka berdiam diri dalam pertemuan Jemaat dan hanya boleh berkata-kata kepada dirinya sendiri dan kepada Allah.

    Lewat pengalaman pembicara, KHARISMA pernah dirasakan waktu ia bersekolah di Sekolah Alkitab. Ketika semua orang sedang berbahasa roh, ada satu orang yang lebih dominan bahasa rohnya, lalu yang lain mulai diam tapi tetap dalam hadirat Tuhan. Setelah orang itu selesai berbahasa roh, langsung dilanjutkan dengan orang lain yang menafsirkannya, dan memang apa yang disampaikan sangat menguatkan seluruh siswa-siswi yang sedang menempuh pendidikan selama 9 bulan di sana.

  2. Apa maksud Firman Tuhan dalam I Korintus 14:22 (Karena itu karunia bahasa roh adalah tanda, bukan untuk orang yang beriman, tetapi untuk orang yang tidak beriman; sedangkan karunia untuk bernubuat adalah tanda, bukan untuk orang yang tidak beriman, tetapi untuk orang yang beriman)?

    Jawab: Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu membaca ayat-ayat yang lainnya, karena sebuah ayat tidak berdiri sendiri, tetapi saling menunjang dengan ayat-ayat lainnya. Dalam I Korintus 14:22 – 26 dituliskan, Karena itu karunia bahasa roh adalah tanda, bukan untuk orang yang beriman, tetapi untuk orang yang tidak beriman; sedangkan karunia untuk bernubuat adalah tanda, bukan untuk orang yang tidak beriman, tetapi untuk orang yang beriman. Jadi, kalau seluruh Jemaat berkumpul bersama-sama dan tiap-tiap orang berkata-kata dengan bahasa roh, lalu masuklah orang-orang luar atau orang-orang yang tidak beriman, tidakkah akan mereka katakan, bahwa kamu gila? Tetapi kalau semua bernubuat, lalu masuk orang yang tidak beriman atau orang baru, ia akan diyakinkan oleh semua dan diselidiki oleh semua; segala rahasia yang terkandung di dalam hatinya akan menjadi nyata, sehingga ia akan sujud menyembah Allah dan mengaku: "Sungguh, Allah ada di tengah-tengah kamu." Jadi bagaimana sekarang, saudara-saudara? Bilamana kamu berkumpul, hendaklah tiap-tiap orang mempersembahkan sesuatu: yang seorang mazmur, yang lain pengajaran, atau penyataan Allah, atau karunia bahasa roh, atau karunia untuk menafsirkan bahasa roh, tetapi semuanya itu harus dipergunakan untuk membangun.

    Orang percaya tentu sudah mengenal akan pribadi Roh Kudus, namun orang yang belum percaya tidak mengerti Roh Kudus, karena itu dalam ayat ini dituliskan bahwa bahasa roh adalah tanda untuk orang yang tidak beriman bahwa Tuhan ada, supaya mereka terdorong untuk percaya kepada Tuhan. Sedangkan nubuat adalah tanda untuk orang beriman, untuk anak-anak Tuhan, supaya mereka tetap percaya kepada Tuhan.

  3. Apakah seseorang bisa masuk surga sebelum ia dibaptis oleh Roh Kudus? Misalkan ia telah dibaptis air dan taat melakukan Firman Tuhan, tapi ia belum dibaptis oleh Roh Kudus, apakah ia bisa masuk surga?

    Jawab: Perlu diingat, hal masuk surga atau tidak, sepenuhnya adalah hak prerogatif Tuhan. Kita tidak bisa katakan seseorang bisa masuk surga kalau ia begini atau begitu. Tapi yang pasti, Tuhan menjanjikan keselamatan bagi orang-orang yang mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat (Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Roma 10:9).

    Setiap orang percaya harus mulai dengan lahir baru, percaya, dibaptis air, diajar, bertumbuh, dan dibaptis dengan Roh Kudus, terus bertumbuh menjadi sempurna dalam Tuhan. Baptisan menandakan kita dimeteraikan sebagai anak. Tetaplah kerjakan keselamatan kita dengan takut dan gentar (Filipi 2:12). Bukan berarti karena kita telah percaya dan dibaptis, kita leha-leha dan hidup semaunya. Ingat, keselamatan bisa hilang, karena itu tetaplah setia, semakin rajin melayani Tuhan, karena orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat (Matius 24:13).

  4. Apakah tanda kepenuhan Roh Kudus adalah mutlak berbahasa roh? Apakah ada tanda-tanda yang lainnya?

    Jawab: Tanda kepenuhan Roh Kudus hanya satu, yaitu berbahasa dalam bahasa-bahasa asing atau yang lebih sering kita dengar sebagai bahasa roh. Dalam bahasa aslinya, disebut GLOSOLALI, berkata dalam bahasa-bahasa lain (Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. Kisah Para Rasul 2:4). Ketika murid-murid dipenuhkan oleh Roh Kudus, ada lebih dari 17 bahasa yang didengar oleh orang banyak (Kisah Para Rasul 2:7-11). Mereka berkata-kata dalam bahasa lain tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah.

    Bahasa roh akan terus disempurnakan, dibaharui, karena itu jangan sampai kita kehilangan kerinduan untuk dipenuhkan dan terus dipenuhkan dengan Roh Kudus (Kisah Para Rasul 10:44-46, 11:16).
    HSheart
    Mengapa tanda kepenuhan Roh Kudus sangat erat dengan lidah? Karena lidah adalah organ tubuh yang paling sulit ditaklukan. Kita bisa berkata benar dan dusta lewat lidah kita. Kita memuji Tuhan dan bergosip serta mengeluarkan kata-kata yang tidak berkenan kepada Tuhan, lewat lidah kita (Yakobus 3:9-10). Karena itu Tuhan menundukkan keliaran lidah lewat bahasa roh. Ketika kita berbahasa roh, kita sadar tapi kita tidak bisa menghentikannya, dan pada saat itu, kita dikuatkan untuk terus berjalan dalam kehendak Bapa.

  5. Jika seseorang sudah pernah dipenuhkan dengan Roh Kudus, tetapi setelah itu selama beberapa waktu, ia tidak pernah lagi berbahasa roh, apa ia masih terhitung dibaptis dalam Roh Kudus?

    Jawab: Ketika kita dibaptis oleh Roh Kudus, kita telah dipenuhkan. Dipenuhkan oleh Roh Kudus itu seperti ditulis dalam Yehezkiel 47:1-9. Ketika kita percaya, Roh Kudus telah ada dalam kita, karena Roh Kudus lah yang menyentuh hati kita dan membuat kita percaya kepada Tuhan Yesus. Ketika kita diajar, kita mulai bertumbuh, tentu ada kerinduan dalam hati kita untuk terus merasakan kuasa dan kebaikan Tuhan, kerinduan untuk dipenuhkan oleh Roh Kudus. Kerinduan itu mungkin awalnya baru semata kaki, kemudian naik sampai lutut, ke pinggang, leher, sampai akhirnya kita dipenuhkan dan berenang-renang dalam hadirat Tuhan. Dalam Yehezkiel 47:9, kemana pun air itu mengalir, di sana ada kehidupan. Begitulah hidup kita sebagai anak-anak Tuhan, harus terus menjadi berkat di mana pun kita berada.

    Pengalaman dibaptis oleh Roh Kudus hanya terjadi satu kali saja. Baptis, dalam bahasa aslinya, bahasa Grika, adalah BAPTIZO, artinya turun atau masuk dalam air (Lukas 3:16). Walaupun kita sudah pernah dibaptis oleh Roh Kudus, tetapi jika kita tidak menjaga Roh itu, lama-lama Ia akan pergi, karena Allah Roh Kudus tidak bisa berdiam dalam hidup yang tidak berkenan kepada-Nya. Karena itu, berbaliklah dan minta pemulihan dari Tuhan, setelah itu hiduplah dalam Roh (II Korintus 1:21-22).

    Pengalaman dibaptis oleh Roh Kudus memang hanya terjadi satu kali, tetapi pengalaman dipenuhkan oleh Roh Kudus bisa terjadi terus-menerus, semakin sempurna.

    Jadi, jika ada teman-teman yang mungkin sudah pernah dibaptis oleh Roh Kudus, sudah pernah mengalami kuasa Tuhan, tapi mungkin sudah lama tidak pernah merasakannya lagi, yukk mari kita miliki kembali kerinduan itu. Mari kita rasakan kembali kuasa itu.

    Banyak orang akhir-akhir ini hanya mengejar bahasanya, bukan kepenuhannya. Kejarlah kepenuhan Roh Kudus, supaya karakter kita terbentuk, menjadi serupa dengan karakter Kristus, menjadi teladan dan berkat di manapun kita berada.

Roh Kudus diberikan kepada kita sebagai penolong, karena itu bagi kita yang telah dipenuhkan, marilah kita hidup dalam Roh dan marilah kita menghasilkan buah-buah Roh. Bagi kita yang belum dipenuhkan, terus pelihara kerinduan kita. Berserulah kepada Tuhan, mintalah penolong itu, supaya kita tidak jatuh dalam masa-masa akhir yang sukar ini.

Rasul Petrus pernah gagal. Ia menyangkal Yesus tiga kali, namun ia bertobat dan menyerahkan hidupnya sepenuhnya kepada Tuhan. Setelah ia dipenuhkan dengan Roh Kudus, ia menjadi Rasul dan pemberita Injil yang luar biasa dipakai oleh Tuhan. Maukah kita dipakai oleh Tuhan? Bukan oleh kuat dan gagah kita, tetapi oleh Roh Tuhanlah, kita mampu berjalan dalam jalannya Tuhan. Tuhan memberkati !

    (Yalina Dato)